Saya unggah tulisan berjudul gulma atau mawar ini atas inspirasi setelah mampir ke blognya Pak Hendrik Lim ( http://www.hendriklim.com ), seorang motivator dan publik speaker heibat di Indonesia. Saya bilang hebat karena memang Pak Hendri ini memang pernah melakoni semuanya. Jadi bukan golongan kyai jarkoni ( ngajar ning ora nglakoni / mengajar tapi enggak melaksanakan ). Beliau ini nglakoni tenan. Beberapa trainer intrepreneurship kelihatannya cuman baru jadi kyai jarkoni deh…:)
Oke, kembali tentang gulma dan mawar. Kedua tanaman itu selalu ada dalam kebun kita. Mawar yang indah, merah, atau kuning atau putih akan nampak manis sekali menghias kebun kita yang ditongkrongin setiap pagi sebelum ngantor sembari membaca koran pagi… hmmmm..whatta beautifull day…
tapi…eh ternyata disebelahnya nongol juga tanaman gulma, entah itu rumput teki, ilalang, tapak dara, sambiloto yang tanpa ijin numpang hidup di kebon kita… gatal tangan kita untuk segera mencabut sang gulma tersebut…atau kita males melihat lagi kebun kita…atau nyari kebun lain…
Dalam dunia kerja, pasti ada gulma dan mawar yang tumbuh bersamaan. Tidak ada tempat kerja yang enak2 saja ( mawar saja ). Pasti ada yang enggak enaknya ( gulma ). Mungkin dikasih contoh bahwa mawar ditempat kerja itu adalah : gaji besar, mobil kinclong, insentif dan bonus okey, rekan kerja yang support kita, iklim kerja yang kondusif, dsb… Sementara gulma adalah : deadline ketat, target selangit, rekan kerja pembajak ide, boss pemarah, dsb… Kedua hal itu akan bercampur dan pasti akan ada ditemui disetiap perusahaan. .
Membaca tulisan itu, seketika saya tersadar dan terkesiap bahwa memang betul bahwa mawar dan gulma itu pasti akan bersanding wherefer i may roam.. Perlu kesabaran, ketekunan dan andhap asor kita untuk melihat gulma dan mawar bisa bersanding dengan mesra dalam kebun kita..sehingga kita tidak gatal untuk segera berpindah ke lain kebun..
saya perlu belajar hal itu dan thanks pak hendrik sudah menginfus saya dengan semangat baru..