Feeds:
Pos
Komentar

Archive for September, 2011

Gulma atau mawar?

Saya unggah tulisan berjudul gulma atau mawar ini atas inspirasi setelah mampir ke blognya Pak Hendrik Lim ( http://www.hendriklim.com ), seorang motivator dan publik speaker heibat di Indonesia. Saya bilang hebat karena memang Pak Hendri ini memang pernah melakoni semuanya. Jadi bukan golongan kyai jarkoni ( ngajar ning ora nglakoni / mengajar tapi enggak melaksanakan ). Beliau ini nglakoni tenan. Beberapa trainer intrepreneurship kelihatannya cuman baru jadi kyai jarkoni deh…:)

Oke, kembali tentang gulma dan mawar. Kedua tanaman itu selalu ada dalam kebun kita. Mawar yang indah, merah, atau kuning atau putih akan nampak manis sekali menghias kebun kita yang ditongkrongin setiap pagi sebelum ngantor sembari membaca koran pagi… hmmmm..whatta beautifull day…
tapi…eh ternyata disebelahnya nongol juga tanaman gulma, entah itu rumput teki, ilalang, tapak dara, sambiloto yang tanpa ijin numpang hidup di kebon kita… gatal tangan kita untuk segera mencabut sang gulma tersebut…atau kita males melihat lagi kebun kita…atau nyari kebun lain…

Dalam dunia kerja, pasti ada gulma dan mawar yang tumbuh bersamaan. Tidak ada tempat kerja yang enak2 saja ( mawar saja ). Pasti ada yang enggak enaknya ( gulma ). Mungkin dikasih contoh bahwa mawar ditempat kerja itu adalah : gaji besar, mobil kinclong, insentif dan bonus okey, rekan kerja yang support kita, iklim kerja yang kondusif, dsb… Sementara gulma adalah : deadline ketat, target selangit, rekan kerja pembajak ide, boss pemarah, dsb… Kedua hal itu akan bercampur dan pasti akan ada ditemui disetiap perusahaan. .
Membaca tulisan itu, seketika saya tersadar dan terkesiap bahwa memang betul bahwa mawar dan gulma itu pasti akan bersanding wherefer i may roam.. Perlu kesabaran, ketekunan dan andhap asor kita untuk melihat gulma dan mawar bisa bersanding dengan mesra dalam kebun kita..sehingga kita tidak gatal untuk segera berpindah ke lain kebun..

saya perlu belajar hal itu dan thanks pak hendrik sudah menginfus saya dengan semangat baru..

Read Full Post »

Benarkah mengebom Gereja ?

Hari Minggu 25 Sept 2011 jam 11.30 di ruang TV rumah kami, terjadi pembicaraan antara Saya dan Oktar ( anak saya usia 6:3 tahun, klas O besar TK Al Hadi Karanganyar Solo Jawa Tengah ) mengomentari pengeboman GBIS Kepunton Solo yang disiarkan MetroTV :

Oktar : ” Pak, kita boleh kan, mengebom Gereja, itu khan orang Kristen? ” Saya : ” Tidak boleh nak….” Kita tidak boleh menyakiti orang lain yang tidak Islam kalau mereka tidak jahat… Coba lihat itu si Lukas ( anak tetangga kami ), dia baik atau jahat? ”
Oktar:” Kalo Lukas sih baik pak, dia suka main sepakbola dengan saya..”
Saya : ” Itulah nak, kita tidak boleh jahat kepada teman yang berbeda agama karena kita tidak sedang bermusuhan dengan mereka..”
Oktar : “Jadi kalau lagi bermusuhan, boleh pak..?”
Saya : ” boleh nak, artinya bermusuhan itu kalau sedang perang, dimana kita sampe tembak2an dengan mereka … Tapi sekarang kan kita tidak sedang perang to?
Oktar : ” iya pak…”
Saya : ” Bahkan dulu Nabi Muhammad pun mau berkawan dan berdagang dengan orang Kristen, dan Nabi tidak memusuhi mereka…..” ” Lihatlah Si Upin dan Ipin.. mereka Islam kan? dan liatlah Memey dan Jarjit..mereka tidak Islam kan? tapi mereka semua bisaaa rukun dan bermain bareng…”
Oktar : Iya ya pak.. seneng kalo gak berantem2an terus…”

Setelah itu Oktar diam, manggut2 dan melanjutkan main gamesnya…..

Itu adalah sepenggal pembicaraan kami siang kemarin. Disitu saya mencoba mengajarkan ” The conduct of war ” dari Rasulullah SAW ketika menaklukkan Mekkah.

Hadist Rasulullah saya sadur bebas, bermakna bahwa Tentara Islam dilarang untuk :
1. Membunuh anak2 dan perempuan.
2. Memerangi para kafirin yang tidak menyerang kaum muslimin dan berada di rumah peribadatan mereka.
3. Membunuh para kafirin yang berada di pengampuan orang islam.
4. Merusak dan membunuh pohon/tanaman.

Jadi menurut saya, ketika kita ada dalam situasi aman dan tenteram, tidak dibenarkan -dari sisi Islam yang saya pahami- bahwa ada ajaran untuk menyakiti atau membunuh penganut kepercayaan agama lain, Kecuali kita sedang dalam kondisi perang.
Hari itu saya mengajarkan kepada anak saya bahwa Islam itu adalah benar2 manifestasi dari konsep Rahmatan Lil Alamin dan wajah Islam adalah kedamaian dan keadilan…

Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang menzalimi seorang mu’ahid (non muslim yg damai), atau mengurangi haknya, atau membebaninya di atas kemampuannya, atau mengambil darinya sesuatu di luar haknya, maka aku menjadi lawannya di hari kiamat.” (HR Abu Daud) –

Catatan kecil :
Pagi ini, hari Senin, saya segera menginventaris karyawan pabrik.. semoga tidak ada yang menjadi korban. Kemudian saya juga panggil koordinator Security untuk antisipasi keamanan di perusahaan kami secara lebih intensif.

Read Full Post »

Hijrah #2

Tulisan ini kayaknya memang cocok dijudulin hijrah #2, setelah saya pernah menulis tema tentang hijrah yang berjudul EXODUS ( balik maning lagune Bob Marley :)). Ini berkaitan dengan ranah kerjaan saya yang selama ini memang berkutat di dunia HRD manufakturing. Panjenengan ( term ini semangkin akrab ditelinga saya setelah setahun di SOLO ) tahu kan, bagaimana hiruk pikuknya dunia manufakturing yang dipenuhi oleh blue collar worker? tentu juga bisa memperkirakan treatment / jurus / kembangan / ilmu silatnya HRD.
Lha berkaitan dengan judul tadi, beberapa hari yang lalu saya ditelpon oleh seorang rekruter dari headhunter top untuk hijrah ke perusahaan telekomunikasi. Sementara gambaran dunia telekomunikasi tidak pernah terbayangkan. Alih alih saya juga memakai samsung lama tipe sgh e 900 dengan isi kartu simpati, terus ada hape inventaris kantor dengan kartu smartfren, trus kadang2 make BB pinjeman juga dengan kartu simpati… tapi uthek kluwere ( minjam istilah mas slamet gundono seniman tegal, means : A-Znya ) dunia telko saya gak tau banyak.
Akhirnya semalam saya diskusi banyak dengan teman SMA yang makaryo di Pro XL dan ternyata benar… jebulnya/ternyata uthek kluwere/A-Znya dunia telco memang berbeda jauh dengan manufakturing.
Dari diskusi kami didapatkan beberapa hal yang relatif masih sama, bahkan anda2 yang dari manufaktur masih bisa unjuk performansi ketika masuk di tellco, salahsatunya adalah kemampuan industrial relation.
Dengan persaingan yang sangat ketat, dengan tuntutan kapabilitas people-nya maka tidak heiran apabila banyak terjadi layoff di jajaran white collar. Kita semua yang makan asam garam dan oli pabrik ( hehe lebay deh ) tentu sangat sering dan mahfum akan adanya layoff baik karena karyawan ngeyel, downsizing atau apapun itu yang jelas HRD Manager diminta PHK orang… nah disini kita bisa highlight kemampuan itu.
Selain itu berkaitan dengan teori shamrock organization dimana perusahaan cenderung memanfaat pihak ketiga ( baca : vendor outsourching ) maka kemampuan membridging needs, suppliy, etc antara company dan vendor juga bisa menjadi point dimana kita dapat dinilai mahal. Tentunya karakteristik vendor juga berbeda antara manufaktur dan telko.
Selain itu juga menurut riset, bahwa dalam satu negara, idealnya operator telko itu maksimal 5. Coba anda absen telco company di indonesia : ada telkomsel grup, indosat grup, xl, axis, 3, smart, fren, belum lagi yang lupa keabsen… kemungkinan yang dibawah 5 besar harus merger untuk memperkuat infrastruktur dan market sharenya. Lha kondisi demikian menuntut HR Person mampu untuk jadi katalisator dan agent of change yang mumpuni. Berkaitan dengan proses merger ato akuisisi pasti akan berimbas di tenaga kerjanya. Disinilah peran HRD untuk mampu menata jumlah, kualitas, kompetensi tenaga kerja yang dibutuhkan. Enggak boleh main-main karena sebagian besar pekerja di telco adalah para profesional yang tidak bisa ditreat seperti blue collar di pabrik.
Semoga proses hijrah saya tetap berlanjut walaupun semalam saya tunggu phone interviewnya, ternyata tidak jadi…:)

Wassalaam wr wb.

Read Full Post »